Tag Archives: Paradigma

Paradigma Pemrograman

16 Jun

Paradigma adalah sudut pandang atau “sudut serang” tertentu yang diprioritaskan terhadap kelompok problema, realitas, keadaan, dan sebagainya. Dalam pemrograman pun dikenal istilah paradigma pemrograman, yakni sudut pandang atau strategi analisa khusus yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah pemrograman.

Beberapa paradigma pemrograman yang ada sampai saat ini :

1. Paradigma pemrograman prosedural atau imperatif

Paradigma ini didasari oleh konsep mesin Von Newmann (stored program concept), yakni sekelompok tempat penyimpanan/memori, yang dibedakan menjadi memori instruksi dan memori data yang masing-masingnya dapat diberi nama dan harga. Instruksi akan dieksekusi satu persatu secara sekuensial oleh sebuah pemroses tunggal. Beberapa instruksi menentukan instruksi yang selanjutnya akan dieksekusi (percabangan kondisional). Data diperiksa dan dimodifikasi secara sekuensial juga. Program dalam paradigma ini didasari pada strukturasi informasi di dalam memori dan manipulasi dari informasi yang disimpan tersebut. Kata kunci dalam paradigma ini adalah sebuah program dihasilkan oleh algoritma dengan struktur data tertentu.

2. Paradigma pemrograman fungsional

Paradigma ini didasari oleh konsep pemetaan dan fungsi pada matematika. Fungsi dapat berupa fungsi primitif, atau komposisi dari fungsi-fungsi lain yang telah terdefinisi. Pemrogram mengasumsikan bahwa ada fungsi-fungsi lain yang dapat dilakukan. Penyelesaian masalah didasari atas aplikasi dari fungsi-fungsi tersebut dengan dasar pemecahan persoalan adalah transformasional. Semua kelakuan program adalah suatu rantai transformasi dari sebuah keadaan awal menuju ke suatu rantai keadaan akhir, yang mungkin melalui keadaan antara, melalui aplikasi fungsi.

3. Paradigma pemrograman deklaratif, predikatif, atau logik

Paradigma ini didasari oleh pendefinisian relasi antarindividu yang dinyatakan sebagai predikat. Sebuah program logik adalah kumpulan aksioma (fakta dan aturan deduksi).

Pemrogram menguraikan sekumpulan fakta dan aturan-aturan (inference rules). Ketika program dieksekusi, pemakai mengajukan pertanyaan (query), dan program akan menjawab apakah pertanyaan ini dapat dideduksi dari aturan dan fakta yang ada. Program akan memakai aturan deduksi dan mencocokkan pertanyaan dengan fakta-fakta yang ada untuk menjawab pertanyaan.

4. Paradigma pemrograman berorientasi objek

Paradigma ini didasari oleh kelas dan objek. Objek adalah instansiasi dari kelas. Objek mempunyai atribut (kumpulan sifat), dan mempunyai kelakuan (kumpulan reaksi, metode). Objek yang satu dapat berkomunikasi dengan objek yang lain lewat “pesan”, dengan tetap terjaga integritasnya.Kelas mempunyai hirarki, anggota dari sebuah kelas juga mendapatkan turunan atribut dari kelas di atasnya. Paradigma ini menawarkan konsep modularitas, penggunaan kembali, dan kemudahan modifikasi.

5. Paradigma pemrograman konkuren

Paradigma ini didasari pada kenyataan bahwa sebuah sistem komputer harus menangani beberapa program/task yang harus dieksekusi bersama dalam sebuah lingkungan (mono atau multiprosesor). Pemrograman konkuren tidak lagi berpikir sekuensial, melainkan harus menangani komunikasi dan sinkronisasi antartask.

Pengertian Paradigma dan Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

18 May

Judul : FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI POSMODERNIS

Pengarang: Dr. Akhyar Yusuf Lubis

Data Publikasi: Penerbit AkaDemiA, BYRU-Yogyakarta, 2004, 235

Awalnya istilah paradigma digunakan dalam filsafat ilmu pengetahuan. Thomas Khun berpendapat bahwa ilmu pengetahuan pada suatu waktu didominasi oleh paradigma.

Paradigma adalah pandangan mendasar para ilmuan tentang apa pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Lalu istilah paradigma berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Paradigma berkembang menjadi suatu kerangka berpikir, bertindak, acuan, sumber, tolok ukur, arah dan tujuan. Bila sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu menjadi kerangka berpikir, tolok ukur, arah dan tujuan dalam melakukan sesuatu. Dengan demikian paradigma menduduki posisi tertinggi dan penting dalam melaksanakan semua hal dalam kehidupan manusia. Menurut Thomas Samuel Kuhn, filsuf AS yang memberikan sumbangan penting dalam ilmu pengetahuan kontemporer, paradigma berarti pola, model atau skema pemahaman aspek-aspek tertentu tentang realitas (kenyataan). Dalam kegiatan ilmiah, paradigma merupakan pilihan pada proses pikir atau metode tertentu, sehingga kebenarannya dibatasi oleh pola atau metode yang dipergunakan.  Maka, paradigma digunakan oleh para ilmuan untuk menentukan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana sebaiknya dalam menjawab suatu persoalan.

Paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan ilmuan yang mengikuti paradigma tersebut. Dengan paradigma, seorang ilmuan dapat menjelaskan dan menjawab masalah dalam ilmu pengetahuan.

Pancasila menjadi paradigma bangsa Indonesia, artinya Pancasila menjadi pilihan bangsa Indonesia yang memberikan arah atau pola kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berbagai bidang kehidupan, dari bagian paling dasar, yaitu ideology, sampai ke bidang teknis, yaitu pembangunan. Pancasila sebagai paradigma berarti nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok ukur dalam segenap aspek pembanguan nasional di Indonesia. Hal ini adalah konsekuensi dari pengakuan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Maka tidaklah mengherankan bila Pancasila dijadikan tolok ukur dan landasan dalam bernegara , termasuk dalam melaksanakan pembangunan.

Nilai dasar pancasila dikembangkan menurut hakekat manusia, yang menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Ciri-ciri kodrat manusia monopluralis:

  1. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga.
  2. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial.
  3. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan.

Berdasarkan hal di atas, pembangunan nasional diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dalam aspek jiwa dan raga, pribadi, sosial dan aspek ketuhanan, atau singkatnya pembangunan nasional meningkatkan manusia secara totalitas. (exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan)

Hakekat dari pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedomannya.

Perubahan berarti pembaharuan, dan dalam kerangka pembangunan nasional pembaharuan dilakukan dengan mengembangkan kepribadian bangsaIndonesia sendiri sehingga tidak kehilangan identitas diri bangsa dan tetap membuka diri terhadap kemajuan yang positif dari bangsa lain terutama kemajuan IPTEK.

Dengan kata lain, pembangunan nasional bertumpu pada kemampuan, kemandirian, kebersamaan, keadilan dan kemanfaatan bagi bangsa Indonesia. Kerjasama dengan negara lain tetap diperlukan selama tetap bisa menjaga jati diri bangsa.

Dalam praktik, pelaksanaan Pembangunan Nasional dilakukan melalui sebuah kegiatan nasional yang mencerminkan program, pola dan sasaran dalam tahapan tertentu dengan tetap konsisten demi terwujudnya tujuan nasional.

Pembangunan nasional menjadi kewajiban seluruh bangsa Indonesia dengan pemerintah dan lembaga legislatif dan eksekutif nenegang peranan utama. Kesadaran secara nasional akan pembangunan nasional menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional. Yang menjadi modal penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan nasional adalah insan akademik, sebagai unsur masyarakat yang terdidik.