Archive | January, 2014

Struktur dan Fungsi Jaringan Parenkim, Penyokong, Pengangkut, dan Gabus pada Tumbuhan

31 Jan

jaringan tumbuhan

JARINGAN PARENKIM

Disebut juga jaringan dasar karena terdapat pada organ dasar tumbuhan, seperti akar, batang (korteks dan empulur batang), dan daun (jaringan bunga karang).

Ciri-ciri jaringan parenkim:

  • berukuran besar
  • sel berbentuk segi enam
  • banyak memiliki ruang antar sel
  • dinding sel tipis
  • banyak memiliki vakuola
  • masih dapat membelah

Pembagian jaringan parenkim berdasarkan fungsi:

  • Parenkim air

Fungsi: menyimpan air, contoh: pada kaktus

  • Parenkim pengangkut

Fungsi: menyusun xilem (mengangkut air dan mineral dari tanah ke daun) dan floem (mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh).

  • Parenkim udara (aerenkim)

Fungsi: menyimpan udara pada ruang antarsel. Contoh: pada eceng gondok

  • Parenkim asimilasi

Fungsi: tempat pembuatan zat makanan pada proses fotosintesis.

  • Parenim penimbun

Fungsi: mengyimpan cadangan makanan, contoh: umbi

  • Parenim penutup luka (kambium gabus)

Fungsi: menutup luka

JARINGAN PENYOKONG

Ciri-ciri jaringan penyokong:

  • Memiliki struktur yang tebal dan kuat.
  • Dapat mengalami spesialisasi
  • Terdapat pada daun, batang, biji
  • Fungsi:
    • menunjang dan memperkokoh bentuk tumbuhan.
    • Melindungi berkas pengangkut.
    • Memperkuat jaringan parenkim.

Jaringan penyokong dibagi menjadi 2 jenis jaringan, yaitu:

  1. Kolenkim
  • Tak berlignin.
  • Selnya mengalami penebalan.
  • Banyak terdapat pada organ tumbuhan yang sedang tumbuh.
  • Fungsi: mengokohkan dan menjaga kelenturan tubuh tumbuhan.
  1. Sklerenkim
  • hanya terdapat pada organ tumbuhan dewasa
  • sel sklerenim mati dan dindingnya tebal berlignin
  • jauh lebih kaku dibandingkan sel olekim
  • dibagi menjadi 2, yaitu:

a. sel serat

berbentuk panjang, ramping, tirus, dan bundel-bundel

b. sklereid (sel batu)

memiliki bentuk yang tidak beraturan
contoh: pada buah pir, jambu biji

JARINGAN PENGANGKUT

Fungsi: mengangkut hasil asimilasi dari satu bagian tubuh tumbuhan ke bagian lain.

Dibagi menjadi 2, yaitu:

  1. xilem (pembuluh kayu)

fungsi: mengangkut air dan garam mineral dari tanah ke dalam tubuh hingga daun.

Dibagi menjadi 2 jenis sel:

  • trakeid

berbentuk gelondong, panjang, tipis dengan ujung runcing.

Pada dinding sel terdapat ceruk sebagai tempat jalan air dari sel ke sel lain.

Fungsi: penyokong dan pengangkut air.

  • unsur pembuluh

berbentuk lebih lebar, ukuran lebih pendek, dinding sel tipis, dan ujung tidak terlalu runcing.

Berbentuk pipa kecil yang disebut pembuluh xilem.

  1. floem (pembuluh tapis)

fungsi: menyalurkn hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

Tersusun atas pembuluh tapis dengan dinding berpori diantaranya sehingga mempermudah transportasi gula

 

JARINGAN GABUS

Ciri-ciri jaringan gabus:

  • Disusun oleh sel-sel parenkim gabus.
  • Merupakan sel mati dan kosong.
  • Berbentuk memanjang dan berdinding gabus
  • Fungsi: melindungi jaringan-jaringan di bawahnya dari kehilangan air.

Jaringan gabus dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

  • Felem: jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah luar dan sel-sel matinya
  • Feloderm: jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan sel-sel hidup menyerupai parenkim.

Struktur dan Fungsi Jaringan Meristem dan Epidermis pada Tumbuhan

30 Jan

Teman-teman pasti pernah mendengar mengenai jaringan ya? Yupp, jaringan merupakan gabungan dari sel yang memilii struktur dan fungsi yang sama. Nah, kalo di tumbuhan ada jaringan apa aja ya? Berikut adalah pembahannya :D.

 

jaringan tumbuhan

1. Jaringan Meristem

Sesuai dengan asal namanya ‘meristes’ yang artinya ‘terbelah’, jaringan meristem tersusun atas jaringan yang aktif membelah untuk menghasilkan sel baru.

Ciri-ciri Jaringan Meristem:

  • selnya kecil-kecil
  • dinding sel tipis
  • inti sel besar
  • vakuola kecil

Pembagian jaringan meristem berdasarkan asal pembentukannya:

  • promeristem

yaitu jaringan meristem yang sudah ada sejak tumbuhan berada pada fase embrio

  • meristem primer

terdapat pada tumbuhan dewasa, terletak pada ujung batang dan akar.

  • meristem sekunder

merupakan perkembangan dari meristem primer.

Contoh: kambium

Pembagian jaringan meristem berdasarkan letak:

  • meristem apikal

terletak di ujung akar atau batang

menghasilan tunas apikal yang kemudian akan berkembang menjadi berbagai jaringan baru yang membentuk cabang, daun, dan bunga.

Pertumbuhan dari meristem apikal disebut pertumbuhan primer, sedangkan jaringan yang dihasilkan disebut jaringan primer.

  • meristem interkalar

Yaitu jaringan yang berada diantara jaringan dewasa.

Menghasilkan bunga.

  • meristem lateral

pertumbuhan meristem lateral disebut pertumbuhan seunder, sedangkan jaringan yang dihasilan disebut jaringan sekunder.

Contoh: kambium

2. Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa tidak dapat tumbuh dan berkembang lagi.

Jaringan Dewasa terbentuk dari  diferensiasi (perubahan bentuk tubuh tumbuhan yang disesuaani dengan fungsinya) dan  spesialisasi (pengkhususan sel untuk menyokong fungsi tertentu). Jaringan dewasa pada tumbuhan terdiri atas jaringan epidermis, parenkim, penyokong, pengangkut, dan gabus.

 

Jaringan Epidermis

Berasal dari kata ‘epi’ yang berarti atas dan ‘derma’ yang berarti kulit.

Letak: lapisan terluar akar, batang, daun.

Ciri-ciri jaringan epidermis:

  •  tersusun rapat
  • tidak memiliki klorofil
  • berbentuk balok
  • Fungsi: penutup dan pelindung jaringan lainnya.

Diferensiasi jaringan epidermis:

  • stomata

Yaitu pori kecil yang diapit sel kecil penjaga mengandung kloroplas (tempat terjadinya fotosintesis).
Fungsi: termpat terjadinya respirasi dan transpirasi.

  • sel kipas

terdapat pada rumput-rumputan, seperti rumput teki, bambu.
Fungsi: menyebabkan daun dapat menggulung untuk mengurangi penguapan.

  • sel gabus
  • kutikula

yaitu lapisin lilin yang berfungsi mengurangi penguapan.

  • sel kersik

terdapat pada batang rumput-rumputan
banyak mengandung silika (SiO2)
fungsi: memperkeras struktur batang

  • trikoma

memiliki bentuk seperti rambut.
Jumlahnya bisa tunggal ataupum majemuk.
Ada yang memilii kelenjar sekretori, ada yang tidak.
Fungsi: mengurangi penguapan, perlindungan terhadap hewan herbivora, membantu penyerbuan bunga, menyerap air dan garam mineral dari tanah (trikoma pada akar), meneruskan rangsangan dari luar, dan membantu penyebaran biji.

  • Velamen

Terdapat pada akar anggrek.
Fungsi: menyimpan air

  • spina atau duri

modifikasi duri dapat dibagi menjadi 2, yaitu duri palsu dan duri asli. Duri asli merupakan duri yang dibentuk dari jaringan stele batang, sedangkan duri palsu dibentuk oleh jaringan epidermis. Duri asli sulit untuk dicabut, misalnya pada bunga kertas, sedangan duri palsu mudah dicabut, misalnya pada bunga mawar.
Fungsi: perlindungan diri

Transportasi Zat dalam Sel

29 Jan

Salah satu ciri sel yang masih hidup adalah berlangsungnya aktivitas metabolisme. Hasil metabolisme tentunya membutuhkan dan menghasilkan berbagai zat kimia. Dan pada akhirnya akan terjadi mekanisme transpor zat yang melewati membran sel yang bersifat selektif permeable. Nah, cara dan mekanismenya gimana? Ini dia nih …

Transpor zat yang terjadi pada sel, terjadi melalui 2 cara, yaitu:

1. transpor pasif

yaitu transpor ion, molekul, senyawa dari luar atau dalam sel tanpa memerlukan energi.

Transpor zat berlangsung dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.

Terjadi melalui 2 cara, yaitu difusi dan osmosis.

difusi

a. difusi

yaitu perpindahan partikel, atom, ataupun molekul gas atau cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Dalam prosesnya, difusi dibagi menjadi 2, yaitu:

1. difusi terfasilitasi dengan protein

terjadi untuk mentrasportasi asam amino dan gula. Karena molekul tersebut tidak dapat melewati membran, maka transpornya dilakuan melalui saluran yang terbentuk oleh protein yang disebut protein integral.

2. difusi terfasilitasi dengan protein pembawa

terjadi untuk mentransportasi molekul gula atau asam amino. Protein membran yang disebut protein pembawa membentuk saluran dan mengikat molekul yang ditranspor.

Proses difusi dipengaruhi oleh:

  • konsentrasi zat
  • ukuran zat
  • wujud zat
  • suhu

osmosis

b. osmosis

yaitu perpindahan zat pelarut melalui membran selektif permeable dari konsentrasi zat pelarut tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi pelarut rendah (hipertonik).

Osmosis pada Sel hewan:

  • Jika sel berada pada konsentrasi larutan lebih rendah (hipertonik), sel akan menyusut atau krenasi.
  • Jika sel berada pada konsentrasi larutan lebih tinggi (hipotonik), sel akan menglami hemolisis dan mengakibatkan sel pecah.

Osmosis pada Sel tumbuhan:

  • Jika sel berada pada larutan hipertonik, sel akan mengalami penyusutan atau plasmolisis.
  • Jika sel berada pada larutan hipotonik, sel akan membengkak atau turgor namun tidak pecah karena adanya dinding sel.

Proses difusi dan osmosis diaplikasikan dalam proses pengawetan, membuat manisan atau membuat ikan asin.

 

2. Transpor aktif

Yaitu transportasi ion, molekul, senyawa dari luar atau dalam sel yang memerlukan energi karena melawan gradien konsentrasi.

Zat yang diserap yaitu garam mineral, glukosa, asam amino, dan makromolekul.

Transpor aktif terjadi melalui:

a. eksositosis

proses pengeluaran zat dari dalam sel atau organel sel. Proses tersebut dilakukan dengan pembentukan vesikel (kantung pelapis zat). Vesikel tersebut berherak menuju membran plasma dan selanjutnya berdifusi ke luar sel.

b. endositosis

proses penyerapan zat kecil dan makromolekul masuk ke dalam sel melalui membran.

Endositosis terjadi melalui:

  • fagositosis: masuknya molekul padat ke dalam sel
  • pinositosis: masuknya cairan ke sala sel
  • endositosis dengan bantuan reseptor: zat yang akan masuk ke dalam sel ditangkap oleh reseptor kemudian ditranspor ke dalam sel.

Contoh transpor aktif: pompa natrium-kalium

Sejarah dan Struktur Sel

28 Jan

Tembok terususun atas batu bata. Pagar tersusun atas besi. Lalu bagaimana dengan tubuh makhluk hidup? Yup, makhluk hidup tersusun atas sel :D. lalu seperti apakah sel sebenarnya?

Sel merupakan unit struktural terkecil dan fungsional makhluk hidup. Mengapa struktural? Yupp, karena sel merupakan unit terkecil yang memyusun tubuh makhluk hidup, ibarat batu bata yang menyusun tembok. Lalu mengapa unit struktural? Yupp, karena aktifitas atau fungsi tubuh berlangsung dalam sel ini.

struktur sel

Sejarah penemuan sel

Antoni von Leeuwenhock : menemukan mikroskop

1653-1703

Robert Hooke: melakukan pengamatan terhadap objek biologi (gabus yang terbuat dari batang tumbuhan) menggunakan mikroskop.

Dalam pengamatan tersebut Hooke menemukan adanya rongga segi enam yang kosong dan mati. Ia menyebut rongga tersebut sebagai sel.

1838

Mathias J. Scheiden (ahli botani) dan Theodor Schwann (ahli zoologi) menemukan bahwa sel itu hidup, tidak mati, dan bukanlah kamar kosong. Inilah awal dari teori sel.

Felix Dujardin: sel terdiri atas dinding sel dan isi sel. Isi sel tersebut berupa protoplasma (cairan).

1858

Rudolf Virchow menemukan bahwa setiap sel berasal dari sel yang ada sebelumnya (omnis cellula cellula): Teori sel merupakan kesatuan pertumbuhan.

August Weismann menyimpulkan bahwa sel yang ada saat ini dapat ditelusuri asal usulnya hingga makhluk yang paling awal.

Struktur Sel

1. Membran Sel atau Membran Plasma

  • Disebut sebagai membran fosfolipid bilateral, karena tersusun atas dua lapisan fosfolipid (fosfat dan lipid) dengan lipid berada di bagian tengah.
  • Bagian paling luar sel
  • Bersifat semipermeabel (dapat memilih zat yang dapat masuk-keluar sel)
  • Fungsi:
    • Melindungi isi sel
    • Pengatur keluar masuknya molekul ke atau dari dalam sel
    • Reseptor rangsangan dari luar sel
  • Terususun atas:
    • Glikoprotein (karbohidrat dan protein)
    • Glikolipid (karbohidrat dan lemak)
    • Lipoprotein (lemak fosfolipid dan protein)
    • Fosfolipid bilateral

Fosfolipid memiliki bagian kepada dan ekor. Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air).

    • Protein integral (protein yang terbenam diantara lapisan lemak pada fosfolipid)
    • Protein periferal (protein yang menempel pada lapisan lemak)
  • Memiliki bentuk asimetris

2. Sitoplasma

  • Yaitu cairan berada di dalam membran plasma
  • Fungsi:
  • Tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang befungsi dalam metabolisme
  • Tempat berlangsungsi reaksi metabolisme
  • Tempat organel-organel sel

3. Organel sel

Organel sel dapat dibedakan menjadi organel sel bermembran dan organel sel tidak bermembran

1. Organel sel bermembran

a. Nukleus (inti sel)

  • Merupakan organel terbesal (d = 10–20µm)
  • Berbentuk bulat oval
  • Pada sel prokariotik, inti sel tidak dilapisi oleh membran sehingga disebut nukleoid, sedangkan sel eukariotik inti sel dilapisi oleh membran.
  • Membran yang melapisi nukleus disebut karioteka. Karioteka memiliki pori-pori yang menjadi tempat keluar-masuknya molekul nukleoplsama (cairan nukleus) dari/ke sitoplasma.
  • Di nukleoplasma terdapat kromatin (benang kromosom)
  • Terdapat nukleolus (anak inti) yang berperan dalam pembentukan protein (RNA ribosom dan ribosom)
  • Fungsi:
    • Pusat kontrol sel
    • Pembawa perintah sintesis protein dalam inti DNA
    • Memperbaiki sel yang rusak dalam nukleolus
    • Berperan dalam pembelahan sel
    • Mempengaruhi produksi ribosom dan RNA

b. Retikulum Endoplasma (RE)

  • Berbentuk seperti kantung pipih
  • Memiliki jaringan tubula dan gelembung membran (sisterme)
  • Fungsi umum:
    • Alat transpor molekul dari satu sel ke sel lain.
    • Memproduksi antibodi
    • Berperan dalam proses glikolasi (penambahan gula pada molekul)
  • Dibagi menjadi:
    • RE kasar
      • Permukaan ditutupi oleh ribosom
      • Fungsi:
        • Penampung protein skretoris yang telah disintesis ribosom. Protein tersebut akan dimasukkan ke lumen RE.
        • Berperan dalam produksi membran yang ditranspor ke organel lain.
    • RE halus
      • Fungsi:
        • Mensintesis lemak, kolesterol, fosfolipid, dan steroid.
        • Metabolisme karbohidrat
        • Membantu menetralkan racun (fungsi pada RE sel hati)

c. Aparatus Golgi

  • Tersusun atas kantong pipih bertumpuk-tumpuk yang disebut sisterne.
  • Terdapat pada sel-sel sekretori
  • Fungsi:
    • Menyimpan, memproses, dan mengirimkan protein yang dihasilkan ribosom.
    • Penerima dan pengirim vesikula transpor yang berisi protein.
    • Tempat glikolasi
    • Pembentukan lisosom dan enzim pencernaan yang belum aktif (zymogen, koenzim)

d. Mitokondria

  • Berperan dalam proses respirasi aerob (menggunakan oksigen).
  • Berbentuk lonjong
  • Dibungkus oleh selapis membran rangkap (membran luar yang halus dan membran dalam (krista) yang berlekuk-lekuk).
  • Fungsi krista: memperluas permukaan saat terjadi respirasi
  • Krista terbagi menjadi 2 ruang:
    • Ruang intermembran: Berada di antara membran dalam dan membran luar
    • Ruang matriks mitokondria: Diselubungi membran dalam
  • Terdapat sitokrom yang berfungsi sebagai pengontrol silus asam sitrat yang mengandung protein

e. Lisosom

  • Berbentuk bulat seperti kantong kecil (d = 1,1 — 1µm)
  • Mengandung enzim hidrolitik seperti lipase, protease, nuklease, dan fosfatase.
  • Fungsi:
    • Berperan dalam fagositosis, autofagi.
    • Mencerna partikel yang masuk secara endositosis.
    • Berperan dalam pengeluaran sel secara eksositosis.
    • Melakukan autolisis.

f. Badan mikro

    • Berukuran kecil (d  = 0.3 –1,5 µm)
    • Terbungkus oleh selapis membran yang terdiri atas:
      • peroksisom
        • mengandung enzim katalase untuk menguraikan hidrogen peroksida
        • berperan dalam metabolisme lemak dan fotorespirasi
        • dihasilkan oleh RE
        • banya ditemukan pada sel hewan di sel hati, set otot, dan sel ginjal
      • glioksisom.
        • Banyak terdapat pada sel tumbuhan yang berlemak, misalnya biji.
        • Mengandung enzim katalase dan oksidase

g. Vakuola

    • Berisi cairan (mineral, gula, asam amino, bahan sisa, pigmen)
    • Terdapat pada sel tumbuhan, ada pada sel hewan namun kecil dan ada pada hewan uniseluler saja (protozoa)
    • Fungsi pada  sel tumbuhan:
      • tempat peyimpanan cadangan makanan dan ion anorganik
      • osmoregulator
      • menarik datangnya serangga penyerbuk
      • mengandung senyawa beracun dan bau tak sedap sebagai pertahanan terhadap herbivora
    • fungsi pada sel hewan:
      • vakuola pencernaan makanan
      • vakuola berdenyut: untuk pengaturan tekanan osmotik sitoplasma

h. Kloroplas

  • Termasuk pada sebuah kelompok organel besar yang disebut plastida.
  • Selain kloroplas, jenis plastida lainnya yaitu:
    • Kromoplas: berpigmen merah, jingga, kuning
    • Leukoplas: tidak memilii pigmen
    • amiloplas : tidak berpigmen dan mengandung banyak amilum
  • Terdapat pada sel tumbuhan
  • Berukuran d = 5–10 µm
  • Memiliki membran rangkap yang disebut selubung kloroplas (membran luar dan dalam)
  • Memiliki 2 bagian:
    • Grana: tumpukan tilakoid (kantong berbentuk pipih)
    • Stroma: cairan yang berada di luar tilakoid
  • Mengandung enzim, asam organik, karbohidrat hasil fotosintesis
  • Mengandung klorofil dan pigmen fotosintesis lainnya

 

2. Organel sel tidak bermembran

a. Ribosom

  • Berupa butiran nukleoprotein, tersebar bebas pada ribosom bebas (disebut ribosom bebas) dan menempel pada permukaan RE (disebut ribosom terikat).
  • Berukuran kecil (d = 25 nm pada sel eukariotik)
  • Berisi RNA ribosom (RNAr) dan protein
  • Fungsi:
    • sintesis protein.(oleh ribosom bebas)
    • berperan dalam proses sintesis enzim (oleh ribosom terikat)

b. Sitoskeleton

  • Merupakan struktur rangka sel berbentuk jalinan serabut.
  • Fungsi:
    • pedukung pergerakan sel.
    • penjaga kestabilan sel.
    • Pemberi bentuk sel.
    • Pemberi kekuatan mekanik sel dan pembantu motilitas sel
    • Menjaga keseluruhan organel sel supaya tetap pada posisinya.
    • Membantu gerakan kromosom ke arah kutub saat pembelahan sel.
  • Berdasarkan fungsinya, sitoskeleton memiliki 3 jenis serabut, yaitu:
    • Mikrotubulus
      • Berbentuk tabung berongga (d = 25 nm, p = 200nm–25µm)
      • Memiliki protein yang disebut tubulin
      • Fungsi:
        • mempertahankan bentuk sel
        • berperan dalam pergerakan sel
        • membantu pergerakan sel saat pembelahan
    • filamen antara
      • berdiameter lebih besar dibandingkan mikrotubulus
      • disusun oleh fimentin
      • fungsi:
        • penguat bentuk kerangka sel saat beraktivitas
        • pemerkokoh posisi organel dalam sel.
    • Mikrofilamen
      • Terdiri atas mikrofilamen
      • Tersusun dari protein aktin
      • Fungsi:
        • penahan tegangan saat sel bergerak
        • bermanfaat saat proses pengaliran sitoplasma.

c. Sentriol

  • Berbentuk silinder
  • Tersusun atas mikrotubulus seperti jala
  • Hanya dimiliki oleh sel hewan
  • Berperan dalam proses pembelahan sel

d. Dinding sel

  • Hanya dimiliki oleh sel tumbuhan
  • Berdasarkan jenisnya, dinding sel ada 2, yaitu:
    • dinding sel primer
      • terbentuk saat sel membelah.
      • Dinding tersusun oleh selulose polisakarida yang memiliki daya renggang.
      • Dinding sel tipis dan lentur
    • dinding sel sekunder
      • berada diantara membran plasma dan dinding primer.
      • terrdapat jaringan xilem dan sklerenkim.
      • Mengalami penebalan melalui proses lignifikasi
      • terbentuk setelah sel mengalami penebalan
  • Fungsi:
    • pelindung
    • pencegah dari penghisapan air berlebihan demi mempertahankan bentuk sel.

Klasifikasi Filum Chordata dan Kelompok Pisces

27 Jan

FILUM CHORDATA

chordata

Filum Chordata merupakan filum yang sangat bervariasi, namun persamaan yang ada pada filum tersebut yaitu:

  1. eukariot
  2. multiseluler
  3. triploblastik
  4. selomata
  5. perkembangan embrio deuterostomata (blastopore berkembang menjadi anus)
  6. Notokord à Chordata
  7. sistem saraf berada pada bagian dorsal
  8. memiliki celah faring (celah visceral)
  9. sistem pencernaan mengalir dari anterior ke posterior
  10. telah memiliki sitem peredaran darah: jantung berada di bagian ventral dan darah mengalir dari bagian anterior ke posterior.

 

Filum Chordata dibagi menjadi 3 subfilum, yaitu:

1. Urochordata (Tunicata)

merupakan chordata yang paling primitif
notochord terletak pada bagian ekor dan hilang ketika dewasa
hidup menempel (sesil)
tubuh dilapisis oleh selulosa yang disebut tunica à Tunicata
hidup berkoloni
contoh: Ciona

2. Cephalochordata (Acraniata)

memiliki bentuk seperti ikan
hidup di laut tropis atau subtropis
notochord tetap ada hingga dewasa
tidak memiliki tengkorak à Acraniata
saluran pencernaan masih sederhana bentuknya,yaitu tabung
contoh: Branchiostoma

3. Vertebrata (Craniata)

tubuh dapat dibagi menjadi 3 bagian: kepala, badan, ekor
kepala memiliki rangka dalam (cranium) -> Craniata
notochord tetap ada hingga dewasa dan berkembang menjadi tulang rawan, tulang sejati, membentuk tulang belakang à Vertebrata
tubuh dilapisi oleh jaringan epidermis: lapisan tanduk, sisik, bulu, rambut
memiliki rangka dalam
memiliki 3 jenis otot: rangka, polos, jantung
saluran pencernaan sudah lengkap: mulut, lidah, gigi, faring, esofagus, lambung, usus, kloaka/rektum, anus
peredaran darah tertutup: jantung, pembuluh arteri, kapiler, vena
memiliki sistem pembuluh limfa
memiliki sistem ekskresi: ginjal dengan berbagai tingkat perkembangan (pro-, meso-, metanefros)
sistem saraf lengkap: otak dan sumsum tulang belakang
memiliki kelenjar endokrim sebagai penghasil hormon yang berfungsi mengatur berbgai proses dalam tubuh
dapat dibedakan jantan dan betinanya
memiliki daya regenerasi rendah

Berdasarkan ada tidaknya rahang, Subfilum Vertebrata dibagi menjadi superkelas Agnatha dan Gnathostomata. Agnatha merupakan vertebrata yang tidak memiliki rahang, rangka bertulang rawan, memiliki lidah seperti parut, notochord tidak berubah menjadi tulang belakang, dan anggota tubuh tidak berpasangan. Berbeda dengan Agnatha, Gnathostomata memiliki rahang, notochord berkembang menjadi tulang belakang, dan memiliki anggota tubuh yang berpasangan.

 

Agnatha dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:

1. Myxini

Pemakan bangkai
Mulut dikelilingi oleh tentakel pendek
Tidak terdapat fase larva
Hidup di laut

2. Cephalospidomorphi

Mulut dikelilingi penghisap
Terdapat fase larva yang hidup bebas, namun ketika dewasa hidup sebagai parasit
Hidup di laut

Berdasarkan alat geraknya, Gnathostomata dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu Pisces dan Tetrapoda

PISCES

Ciri-Ciri Pisces:

  1. Tubuh ditutupi sisik
  2. Anggota gerak berupa sirip
  3. Kepala berhubungan langsung dengan tubuh
  4. Umumnya tidak memiliki gerakan bebas
  5. Tidak memiliki dermal internal
  6. Umumnya bernapas dengan insang
  7. Lidah berada di dasar mulut sehingga tidak dapat bergerak bebas
  8. Hidup di air

 

Berdasarkan rangka tubuhnya, Pisces dibagi menjadi 2 Kelas, yaitu:

1. Chondrichtyes

chon

Ciri-Ciri Chondrichtyes:

  1. bertulang rawan -> Chondrichtyes
  2. tubuh ditutupi sisik plakoid, kecuali pada Chimaera
  3. gigi berbentuk kerucut
  4. Respirasi dengan insang
  5. Insang tidak ditutupi oleh operkulum
  6. Tidak memiliki gelembung renang
  7. Fertilisasi internal (bertelur atau melahirkan)
  8. Sudah memiliki sistem indera yang berkembang dengan baik
  9. Sebagian besar hidup di laut

Chondrichtyes dibagi menjadi 3 Ordo, yaitu:

  • Pleurotremata

Bentuk tubuh subsilinder secara melintang
Insang terletak pada bagian latero-anteriortubuh
Contoh: Scyliorhinus (dogfish)

  • Hypotremata

Bentuk tubuh pipih dorsoventral
Letak celah insang ventral
Terdapat spirakel di bagian dorsal
Hidp di laut tropis dan subtropis
Contoh: ikan pari

  • Chimaeraformes

Memiliki ukuran tubuh dan kepala yang sama dengan ukuran ekor kecil
Contoh: Chimaera sp.

2. Osteichtyes

ostei

Ciri-ciri Osteichtyes:

  1. bertulang sejati atau keras -> Osteichtyes
  2. kulit ditutupi oleh sisik pipih, tapi ada pula yang tidak bersisik
  3. Sebagian besar melakukan fertilisasi eksternal
  4. Bernapas dengan insang, insang ditutup operkulum
  5. Memiliki gelembung renang
  6. Hidup di laut dan air tawar

Contoh: Sardina (sardin), Cyprinus (ikan mas)

Klasifikasi Arthropoda dan Echinodermata

26 Jan

ARTHROPODA

arthropoda

Ciri-ciri Arthropoda:

  1. eukariot
  2. multiseluler
  3. triploblastik
  4. simetri bilateral
  5. selomata
  6. kakinya bersendi à Arthropoda
  7. tubuh bersegmen
  8. tubuh memiliki eksoskeleton (rangka luar) yang tersusun atas protein atau kitin
  9. tubuh ditutupi oleh zat lilin atau kutikula
  10. rangka luar bersifat keras dan kaku à menhambat pertumbuhan à mengalami ekdisis, yaitu pengelupasan dan penggantian rangka baru.
  11. organ sensoris berkembang dengan baik (sitem saraf ganglion), tersusun atas mata, pembau, dan antena untuk peraba.
  12. sudah memiliki sistem sirkulasi terbuka, sudah dilengkapi oleh jantung sederhana
  13. sudah memiliki sistem pencernaan yang dilengkapi dengan kelenjar pencernaan.
  14. alat ekskresi berupa kelenjar hijau pada Crustacea, sel malphigi pada Myriapoda, Arachnoidea, dan Insecta
  15. bernapas dengan trakea

 

Arthropoda dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:

1. Arachnoidea

Tubuh terdiri atas 1 atau 2 bagian utama: cephalotoraks dan abdomen
Tubuh tidak bersegmen
Memiliki 6 pasang anggota badan (kelisera, pedipalpus, dan 4 pasang kaki)
Tidak memiliki antena
Bernapas dengan paru-paru
Contoh: laba-laba, kutu, tungau

2. Myriapoda

Terdiri atas Ordo:

  • Diplopoda

Tubuh terdiri atas kepala dan abdomen
Terdapat antena di kepala
Tipe mulut pengunyah
Terdapat 2 pasang kaki di setiap segmen tubuh
Hidup di darat
herbivora
Contoh: kaki seribu

  • Chilopoda

Tubuh memanjang dan bersegmen
Tubuh terdiri atas kepala dan abdomen, thoraks tidak jelas
Terdapat antena di kepala, namun pendek
Terdapat sepasang kaki di setiap segmen tubuh
Hidup di darat
Alat respirasi berupa sistem trakea
Karnivora
Contoh: kelabang

3. Insecta (Serangga)

Tubuh tersusun atas 3 bagian: kepala, toraks (dada), dan abdomen (perut)
Terdapat antena di kepala
Tipe mulut pengunyah, penghisap
Umumnya memiliki sayap
Umumnya memiliki 3 pasang kaki
Contoh: lebah

4. Crustacea (Udang-Udangan)

Tubuh tersusun ats 2 atau 3 bagian: Cephalothorax dan abdomen
Memiliki mata faset
Terdapat antena di kepala
Tipe mulut pengunyah
Memiliki 3 atau lebih pasang kaki
Sebagian besar merupakan hewan laut
Bernapas dengan insang
Contoh: kepiting

ECHINODERMATA

 

Echinoderm

Ciri-ciri Echinodermata:

  1. eukariot
  2. multiseluler
  3. triploblastik
  4. larva memiliki tubuh bersimetri bilateral, sedangkan dewasa bersimetri pentaradial (dapat terbagi menjadi 5 bagian yang sama)
  5. memiliki tubuh berduri à Echinodermata
  6. memiliki eksoskeleton yang tersusun dari kalsium karbonat
  7. memiliki saluran air (water vascular system) yang berfungsi dalam pergerakan
  8. sudah memiliki sistem pencernaan
  9. sudah memiliki sistem saraf: berupa cincin saraf yang dihubungkan dengan tali-tali saraf radial
  10. sudah memiliki alat pernapasan: dermal branchiata, kaki tabung, atau insang insang
  11. ekskresi menggunakan sel-sel amoeboid
  12. reproduksi seksual ekstraseluler
  13. hermaprodit, kecuali pada Holothuroidea
  14. dalam ekosistem, berperan sebagai detritus atau konsumen di berbagai tingkatan.
  15. memiliki daya regenerasi yang tinggi

 

Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:

1. Asteroidea (bintang laut)

Memiliki bentuk seperti bintang
Tubuh terbagi 5 -> pentamer
Memiliki celah ambulakral
Pada salah satu ujung lengan terdapat bintik mata
Memiliki tentakel
Contoh: Archaster typicus, Linckia laevigata, Culcita novaeguinea

2. Ophiuroidea (bintang mengular)

Memiliki bentuk seperti bintang mengular
Tidak memiliki celah ambulakral
Berlengan panjang, ramping, dan mudah digerakan
Contoh: Ophiura sp.

3. Echinoidea (bulu babi)

Berbentuk seperti landak, cakram, atau kepingan
Tidak memiliki celah ambulakral
Tidak meiliki lengan-lengan
Contoh: Echinos sp.

4. Holothuroidea (mentimun laut)

Memiliki duri yang halus
Dapat bergerak dengan fleksibel, namun lambat
Tidak memiliki lengan
Mulut terletak di ujung anterior dan anus di ujung aboral
Memiliki tentatel
Memiliki mekanisme eviserasi, yaitu mengeluarkan isi perutnya sebagai pertahanan.
Contoh: B. marmorata, Holothuria sp.

5. Crinoidea (lili laut)

Memiliki bentuk yang mirip dengan tumbuhan, bunga
Memiliki 5 lengan
Mulut dan anus terletak di oral
Tidak memiliki madreporit, yaitu lubang masuknya air
Contoh: Antedon sp.

Karakteristik dan Klasifikasi Mollusca

25 Jan

MOLLUSCA

mollusca

Ciri-ciri Mollusca:

  1. Eukariot
  2. Multiseluler
  3. Triploblastik
  4. selomata, namun selom tersebut mengalami reduksi
  5. simetri bilateral
  6. Bertubuh lunak
  7. dinding tubuh tebal dan berotot
  8. umumnya memiliki cangkang yang tersusun atas kalsium karbonat atau kitin
  9. memiliki kepala
  10. lubang anus dan ekskretori umumnya membuka ke arah rongga mantel
  11. ovum berukuran kecil, memiliki sedikit cadangan makanan
  12. organ ekskresi berupa ginjal, berjumlah sepasang atau beberapa hanya memiliki 1 ginjal
  13. sudah memiliki saluran peredaran darah dan jantung yang terdiri atas aurikel dan ventrikel
  14. sebagian besar hidup di laut, namun ada pula yang hidup di darat dan air tawar
  15. Secara umum, tubuh Mollusca terdiri atas 3 bagian, yaitu kaki berotot yang berfungsi untuk pergerakan, massa visceral yang mengandung organ-organ, dan mantel yang berfungsi melindungi massa visceral dan mensekresikan bahan pembuat cangkang.

 

Berdasarkan struktur tubuh, Mollusca dibagi menjadi 8 Kelas, 6 diantaranya yaitu:

1. Aplacopora

2. Scapopoda

Memiliki bentuk cangkang seperti gading gajah
Hidup di laut, di dalam subtrat
Contoh: Detalium entale

3. Polyplacophora

Memiliki cangkang tersusun atas 8 lempeng yang terbuat dari zat kapur
kepala mengalami reduksi
Memiliki kaki
Hidup di laut
Contoh: Chiton sp.

4. Gastropoda

Tubuh asimetris
Memiliki cangkang berpilin tunggal yang tersusun atas kitin atau kapur
Ketika dalam masa perkembangan, tubuhnya berputar 180o
Memiliki radula pada mulut yang berfungsi seperti gigi
Beberapa spesies memiliki kaki untuk pergerakan
Bernapas dengan insang atau paru-paru
Hermaprodit
Contoh: bekicot, keong

5. Bivalvia

Tubuh simetris bilateral
Kaki pipih
Memiliki cangkang setangkup yang tersusun atas kitin atau kalsium karbonat
kepala mengalami reduksi
Memiliki insang berpasangan dan berupa lembaran
Umumnya hidup di dalam substrat, di laut dan air tawar
Mantel membentuk sifon yang berfungsi sebagai penyaring makanan
Contoh: remis, kerang hijau, tiram

6. Cephalopoda

Terdapat tentakel di kepala
Memiliki cangkang internal, kecuali pada Nautilus (cangkang eksternal)
Beberapa spesies memiliki radula pada mulut, namun ada pula yang tidak
Bergerak dengan memanfaatkan tekanan air melalui sifon yang terbuat dari mantel
Hidup di laut
Contoh: cumi-cumi, gurita, Nautilus

Karakteristik dan Klasifikasi Vermes

24 Jan

PLATYHELMINTHES (Cacing Pipih)

plathyhelminthes

Ciri-ciri Platyhelminthes:

  1. multiseluler
  2. aselomata
  3. ukuran tubuh bervariasi, dari mikroskopis hingga lebih dari 20 cm.
  4. bilateral
  5. memiliki tubuh yang pipih
  6. dorsoventral
  7. triploblastik:
    1. ektodermis: tempat pertukaran gas, dan alat gerak pada beberapa species.
    2. mesodermis: sistem eksresi, reproduksi, sel kelenjar, lapisan otot.
    3. Endoderm: saluran pencernaan
  8. sudah memiliki jaringan otot dan saraf (ganglion)
  9. Sudah memiliki alat ekskresi berupa sel api (flame sel)
  10. Habitat: air laut, air tawar, daratan yang lembab atau parasit pada organisme lain

 

Platyhelminthes digolongkan menjadi 4 kelas, yaitu:

1. Turbellaria

Permukaan tubuh bersilia

Sebagian besar hidup bebas di laut

Memiliki daya regenerasi tinggi

Contoh: Dugesia, Planaria

2. Cestoda

Ketika dalam fase larva, larva memiliki silia

Bersifat parasit, misalnya pada ikan

Contoh: Schistosoma mansoni, Taenia saginata

3. Trematoda

Memiliki dua penghisap untuk menempel pada inang

Bersifat parasit

Membutuhkan inang perantara dalam daur hidup

Contoh: Fasciola hepatica

4. Cestoda

Dalam daur hidup memiliki inang perantara

Memiliki pengait untuk menempel pada inang

Tidak memiliki sistem pencernaan

Parasit pada vertebrata

NEMATYHELMINTHES (Cacing Gilig)

nematoda

Ciri-ciri Nematyhelminthes:

  1. multiseluler
  2. triploblastik
  3. pseudoselom karena memililiki rongga namun tidak dilapisi mesoderm
  4. Memiliki panjang tubuh 1 mm – 1 m
  5. tubuh berbentuk silindris, ta bersilindris, bagian ujung meruncing ke arah posterior
  6. permukaan tubuh dilapisi oleh lapisan lilin atau kutikula
  7. saluran pencernaan sudah sempurna
  8. belum memiliki sistem sirkulasi

oleh karena hal tersebut, nutrisi diangkut ke seluruh tubuh melalui cairan tubuh dalam pseudoselom

       9. Sudah memiliki otot yang dapat memanjang dan berkontraksi

10. reproduksi seksual, fertilisasi internal

jantan dan betina sudah dapat dibedakan: jantan berukuran lebih kecil dibandingkan betina.

       11. Habitat: perairan, tanah yang lembab, di dalam jaringan tumbuhan, di dalam cairan dan jaringan hewan (ada yang hidup bebas, ada juga yang sebagai parasit).

 

Contoh nematoda yang merugikan:

Ascaris lumbricoides: hidup di usus halus manusia sebagai parasit

Necator americanus: parasit di manusia, larva masuk menembus kulit kaki

Oxyuris vermicularis (cacing kremi): parasit di manusia, larva masuk bersama makanan

Wucheria bancrofti dan Filaria brancrofti: parasit di pembuluh limfa manusia, menyebabkan penyait Filariasis atau kaki gajah. Vektornya yaitu nyamuk Culex.

 

ANNELIDA (Cacing gelang)

annelida

Ciri-ciri Annelida:

  1. multiseluler
  2. triploblastik
  3. Tubuh memiliki selom dan sekat (bersepta)
  4. bagian tubuh ditutupi kutikula
  5. sudah memiliki saluran pencernaan, tersusun atas: faring, esofagus, tembolok, empedal, dan usus halus.
  6. Sudah memiliki sistem sirkulasi, yaitu jaringan pembuluh darah yang memiliki hemosianin yang mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, namun belum memiliki jantung.
  7. sudah memiliki organ pernapasan.
  8. Sudah memiliki organ ekskresi, yaitu nefrostom.
  9. Sudah memiliki sistem saraf, yaitu ganglion saraf
  10. bergerak dengan menggunakan bulu-bulu kaku (seta) yang ada di tubuhnya
  11. hermafrodit

ketika akan melalukan pembuahan (secara silang), sperma akan disimpan dalam klitelum yang kemudian diselubungi mucus membentuk kokon. Kokon kemudian dilepas ke tanah dan akan berkembang menjadi individu baru.

    12. perkembangbiakan vegetatif  dilakukan dengan fragmentasi.

 

Filum Annelida dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:

1. Oligochaeta

Bagian kepala mengalami reduksi

Tidak memiliki parapodia

Memiliki seta

Tubuh bersegmen

Habitat: air dan tanah

Contoh: cacing tanah

2. Polychaeta

Kepala berkembang dengan baik

Setiap parapodia berseta

Sebagian besar hidup di laut

Contoh: cacing palolo

3. Hirudinea

Tubuh bersegmen dan tereduksi

Tidak memiliki seta

Memilii penghisap di kedua ujung tubuh

Hirudinae dapat mengeluarkan zat hirudin yang dapat mencegah pembekuan darah sehingga ia dapat menghisap darah mangsanya dengan leluasa.

Habitat: tanah dan air

Contoh: lintah

Porifera dan Coelenterata

23 Jan

Ciri umum Kingdom Animalia:

  1. eukariot
  2. multiseluler
  3. heterotrof
  4. tidak memiliki dinidng sel
  5. dapat bergerak secara aktif (karena adanya jaringan syaraf dan otot)
  6. sebagian besar bereproduksi secara seksual

 

Kingdom Animalia diklasifikasikan berdasarkan:

  1. Ada tidaknya jaringan sejati.
  2. Simetri tubuh:
    • Radial

Contoh: Coelomata, Echicodermata

  • Bilateral

Contoh: Platyhelminthes, Annelida, Arthropoda, Mollusca

3. Ada tidaknya rongga tubuh (selom)

  • Selomata

Yaitu hewan yang tidak memiliki rongga tubuh

contoh: Annelida, Arthropoda, Mollusca, Echinodermata

  • Pseudoselom

Yaitu hewan yang memiliki rongga tubuh semu

Contoh: Nematyhelminthes

  • Aselomata

Yaitu hewan yang memiliki rongga tubuh

Contoh: Platyhelminthes, Porifera, Coelenterata

4. lapisan lembaga:

  • diploblastik

yaitu hewan yang sel-sel tubuhnya berasal dari 2 lapisan, yaitu endodermis dan ekstodermis

contoh: Porifera dan Coelenterata

  • triploblastik

yaitu hewan yang sel-sel tubuhnya berasal dari 3 lapisan, yaitu endodermis, mesodermis, dan ekstodermis

contoh: Platyhelminthes, Nematyhelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, Arthropoda

animalia

PORIFERA

porifera

Ciri-ciri Porifera:

  1. uniseluler
  2. diploblastik
  3. aselomata
  4. Mayoritas hidup di perairan laut
  5. permukaan tubuh berpori à Porifera
  6. memiliki struktur tubuh yang sederhana
  7. belum memiliki jaringan

struktur tubuh tersusun atas spongocoel (pori) dan oskulum. Spongocoel merupakan pori yang terdapat pada bermukaan tubuh, sedangkan oskulum merupakan lubang yang terdapat di bagian atas tubuh (berdiameter lebih panjang dibandingkan spongocoel). Pada spongocoel, terdapat sel koanosit berflagel. Sel koanosit tersebut berfungsi dalam pencernaan, yaitu menggerakkan air sehingga terjadi gerakan air dari luar ke dalam Porifera dan keluar melalui oskulum.

      8. hermafrodit (masing-masing individu dapat berperan sebagai jantan maupun betina)

Pembuahan menghasilkan zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi larva berflagel yang kemudian akan menyebar sebagai plankton di perairan. Kemudian larva tersebut akan menempel pada suatu substrat. Ketika substrat tersebut cocok, larva akan berkembang menjadi spons dewasa.

     9. reproduksi vegetatif dengan budding dan gemmule, sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi

10. memiliki daya regenerasi yang besar

11. rangka tubuh tersusun atas spikula yang terbuat dari zat kapur, silikat, atau serabut protein.

 

Berdasarkan jenis spikula yang menyusun tubuh dan kekompleksan struktur tubuh, Porifera dibagi menjadi:

1. Calcarea

Spikula dari zat kapur (CaCO3)

Contoh: Scypha, Grantia, Clathrina

2. Demospongia

Spikula dari silikat atau spongin

Contoh: Euspongia, Demospongia

3. Hexactinellida

Spikula dari silikat

Contoh: Pheronema, Euplectella, Hexactinella

COELENTERATA

coelenterata

Ciri-ciri Coelenterata:

  1. multiseluler
  2. simetri radial
  3. diploblastik
  4. Memiliki tubuh berongga, yaitu ronga gastrovaskuler yang berfungsi untuk pencernaan

Rongga gastrovaskuler tersebut tersusun atas oskulum, knidoblas. Oskulum berfungsi sebagai mulut dan juga sebagai anus. Knidoblas mengandung benang berduri berisi racun yang disebt nematosis (alat penyengat). Nematosis tersebut berfungsi untuk, melumpuhkan mangsa.

Proses pencernaan:

Makanan ditangkap dengan tentakel à dimasukan ke mulut à diteruskan ke gastrovaskuler à dicerna à diserap oleh gastrodermis à dikeluarkan lagi melalui mulut.

    5. Memiliki daur hidup vegetatif dan generatif.

Ketika berada dalam fase vegetatif, Coelenterata memiliki tubuh berbentuk polip dan berkembangbiak dengan pembentukan tunas; sedangkan ketika berada dalam fase generatif, Coelentara berbentuk medusa dan berkembangbiak melalui peleburan sperma dan sel telur di perairan.

Berdasarkan daur hidupnya tersebut, Coelenterata dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:

1. Hydrozoa

Sebagian besar Hydrozoa hidup di laut.

Mayoritas hidup sebagai medusa, hanya beberapa yang mengalami daur hidup sebagai polip.

Contoh: Hydra, Obelia

2. Scyphozoa

Semua anggota hidup di laut

Mengalami daur hidup sebagai polip dan medusa.

Contoh: Physalia sp.

3. Anthozoa

Tidak mengalami daur hidup sebagai medusa, sehingga semua anggota berbentuk polip.

Hidup beroloni

Memiliki tentakel yang dapat menyengat

Contoh: Anemon

Beberapa Coelenterata bermanfaat bagi kehidupan manusia. Coelenterata tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku agar-agar dan kosmetik. Coelenterata juga memeliki fungsi ekologis, yaitu sebagai penahan gelombang.

Ciri dan Pengelompokkan Paku

22 Jan

Ada yang tau tumbuhan darat tertua apa? Wow, 100 buat kamu yang jawab paku. Yupp bener banget teman, ternyata paku merupakan tumbuhan darat tertua lho. Paku sudah ada dari zaman Devron dan Karbon, sekitar 300-350 juta tahun yang lalu. Nah, nah, yuk kita mengenal lebih jauh tumbuhan di darat yang paling tua ini.

paku

Ciri-ciri paku:

  1. berpembuluh, namun tidak berbiji
  2. memiliki akar serabut
  3. memiliki bentuk yang bermacam-macam, misalnya berbentu seperti pohon, kawat
  4. memiliki ukuran yang bervariasi, dari mikrofil hingga makrofil
  5. memiliki daun yang menghasilkan spora, disebut sporofil. Namun ada pula daun yang tidak menghasilkan spora, disebut tropofil.

Spora dihasilkan oleh kotak spora yang disebut sporangium. Sporangium terkumpul dalam satu wadah yang disebut sorus. Selama spora belum matang, sorus dilindungi oleh suatu selaput yang disebut insidium.

 

Penggolongan Tumbuhan Paku

Dalam sistem klasifiasi 5 kingdom, paku dibedakan menjadi 3 Divisi, yaitu:

1. Lycophyta (Paku Kawat)

Berdaun kecil, tersusun spiral

Sporangium terkumpul dalam strobilus yang muncul pada ketiak daun dan batang

Conoth: Lycopodium sp.

2. Sphenophyta (Paku Eor Kuda)

Berdaun kecil, tunggal, tersusun melingkar

Sporangium  terkumpul pada strobilus

Contoh: Equisetum debile

3. Pterophyta (Paku Sejati)

Berdaun besar, daun muda menggulung

Sporangium teradapat dalam sporofil

Contoh: Alsophilia glauca (paku tiang), Adiantum cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang burung), Marsilea crenata (semanggi)

Daur hidup tumbuhan paku

Seperti halnya lumut, paku juga mengalami pergiliran keturunan. Namun, fase pembentukan spora dalam daur hidup paku disebut generasi sporofit dan fase pembentukan gamet disebut generasi gametofit.

Berdasarkan jenis sporanya, paku dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Tumbuhan paku homospora

Yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan ukuran yang sama dan tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betinanya.

Contoh: Lycopodium sp. (paku kawat)

2. Tumbuhan paku heterospora

Yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang berbeda ukuran. Spora jantan memiliki uuran yang lebih besar dibandingan spora betina. Spora jantan tersebut disebut mikrospora, sedangkan spora betina disebut makrospora.

Contoh: Selaginella sp. (paku rane)

3. Tumbuhan paku peralihan homospora-heterospora

Yaitu tumbuhan paku yang menghasilan spora yang memiliki ukuran yang sama, namun dapat dibedakan spora jantan dan spora betinanya.

Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda)